Sabtu, 25 Februari 2012

Pengetahuan : Alergi pada Bayi


Alergi adalah reaksi imunitas tubuh terhadap lingkungan. Ketika kita melakukan kontak dengan zat-zat penimbul alergi (alergen)– baik melalui kulit, saluran nafas, makanan, maupun suntikan– tubuh kita akan melawan zat yang dianggap berbahaya tersebut dengan histamin dan antibodi lainnya. Hal ini membuat tubuh kita kehilangan keseimbangan dan menimbulkan gejala seperti kulit gatal (biduran), mencret, bersin-bersin, hidung “meler”, batuk, dan lainnya. Alergi terjadi hanya bila kontak terhadap alergen tersebut sudah melewati ambang batas toleransi tubuh, yang tingkatnya berbeda-beda pada setiap orang. Makanan dan obat-obatan tertentu, serangga, bulu binatang, ngengat, debu, jamur mikro dan serbuk sari bunga dapat menjadi penimbul alergi.



Deteksi Alergi

Alergi seringkali sulit dideteksi karena menimbulkan gejala yang sama dengan penyakit. Hidung tersumbat, “meler”, batuk dan bersin-bersin adalah juga gejala flu. Kulit biduran dan gatal bisa disebabkan oleh infeksi kuman. Sakit perut dan mencret tidak selalu disebabkan oleh alergi makanan.

Untuk bisa mendeteksi apakah keluhan yang dialami bayi disebabkan oleh alergi atau penyakit, beberapa tips berikut mungkin bermanfaat:

  1. Alergi udara biasanya muncul pada musim penghujan, sedangkan alergi debu dan serbuk sari banyak terjadi di musim kemarau. Alergi bulu binatang dan makanan bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun.
  2. Berbeda dengan penyakit, alergi tidak sembuh dengan obat-obatan. Alergi hanya akan hilang bila sumber alergennya disingkirkan atau dijauhi. Bila bayi Anda memiliki gejala alergi, selidiki apakah ada kontak dengan barang, cuaca, obat atau makanan yang tidak biasa.
  3. Konsultasi dengan dokter bila keluhan terus berlanjut dan Anda tidak dapat menemukan sumbernya. Untuk mengetahui apakah penyebabnya memang alergi, dokter Anda mungkin akan menyarankan tes darah atau merujuk ke spesialis yang lebih ahli. Dokter ahli alergi dapat melakukan tes kulit dengan menyuntikkan alergen yang dicurigainya. Bila bayi memberi reaksi alergi maka sumbernya dapat dipastikan.

Mengatasi Alergi

Kecenderungan alergi bersifat menurun (genetik). Bila salah satu atau kedua orang tua memiliki alergi tertentu, maka kemungkinan anaknya juga memiliki alergi yang sama. Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang efektif untuk menghilangkan alergi, yang bisa kita lakukan adalah mencegah dan meringankan gejalanya. Lakukan hal-hal berikut agar anak Anda sehat dan terlindung dari alergi:

  1. Hentikan makanan dan obat-obatan yang menimbulkan alergi. Alergi makanan bisa dipicu oleh ASI maupun makanan di luar ASI. Jaga bayi Anda bila bepergian ke tempat yang berbeda cuaca dan saat terjadi pergantian musim.
  2. Lapisi tempat tidur bayi dengan perlak non-kain yang bersih yang tidak dapat menjadi sumber ngengat. Bersihkan sprei, bed cover dan sarung bantal dengan teratur. Sesekali, jemur tempat tidur dan bantal agar jasad renik yang ada di dalamnya terbunuh oleh sinar matahari. Simpan boneka dari kain dan bulu binatang di tempat yang terlindung dari debu dan cuci kering (laundry) bila sudah berdebu.
  3. Bersihkan lantai dengan pel yang mengandung antibakteri. Jauhkan bayi saat membersihkan ruangan dengan penyedot debu. Penyedot debu membuat debu beterbangan. Bila perlu, untuk sementara gulung karpet Anda sampai bayi tumbuh besar dan berkurang sensitivitasnya terhadap debu.
  4. Pilih penyejuk ruangan dan penyedot debu yang memiliki perangkap partikel mikroskopik berpenyaring “HEPA” (High Efficiency Particulate Arresting filter).
  5. Bersihkan jendela dan ventilasi secara teratur agar tidak menjadi sumber pemerangkap debu.
  6. Jangan memberikan obat anti alergi kepada bayi Anda tanpa pengawasan dokter. Banyak obat anti alergi yang memiliki efek samping berbahaya dan tidak dianjurkan bagi balita di bawah enam bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar